Otak Albert Einstein, sang genius dan penemu teori relativitas umum,
akan dipamerkan di Museum dan Perpustakaan Sejarah Medis Mutter di
Philadelphia. Pameran direncanakan akan digelar selama sembilan hari
kerja.
Anna Dhody, kurator museum tersebut, mengatakan bahwa pengunjung
dapat melihat 45 sayatan otak Einstein dan satu preparat yang diperbesar
di bawah lensa pada pameran itu. Ia berharap pameran ini dapat memacu
orang berpikir tentang ilmu otak dan fisiologi.
Sejumlah 46 buah bagian otak Einstein itu telah mengalami perjalanan unik. Ini berawal dari kematian Einstein pada 1955 akibat abdominal aneurism. Thomas Harvey, seorang ahli patologi, mengambil otak Einstein sebagai bagian dari standar umum otopsi.
Pengambilan otak Einstein sempat menimbulkan kontroversi. Harvey
mengatakan bahwa keluarga Einstein telah memberinya hak, sementara
keluarga Einstein membantah hal itu. Harvey dipecat dari pekerjaanya,
tetapi tetap menyimpan otak sang genius itu.
Setelah itu, Harvey membuat sayatan dari otak Einstein, kemudian
menghibahkannya pada William Ehrich, ahli patologi dari Philadelphia.
Setelah Ehrich meninggal, sayatan itu sempat diberikan ke beberapa orang
hingga akhirnya masuk ke Mutter.
Dhody mengatakan, salah satu tujuan pameran ini adalah mengizinkan
publik melihat bagaimana struktur manusia genius. Ini sekaligus
menekankan bahwa hingga saat ini, belum ada satu ilmuwan pun yang tahu
apa yang menyebabkan Einstein begitu pintar ditinjau dari otaknya.
Beberapa penelitian menyebutkan keunikan otak Einstein. Salah satunya
hasil penelitian Lucy Rorke-Adams dari Rumah Sakit Khusus Anak di
Philadelphia. Penelitian menunjukkan bahwa otak Einstein terlihat muda
secara mikroskopik.
“Dia meninggal pada usia 76 tahun, jadi dia adalah manusia yang sudah
tua. Tapi Dr Rorke-Adam mengatakan, jika Anda melihat otaknya, Anda
akan tahu bahwa otaknya terlihat muda,” kata Dhodhy seperti dikutip Livescience, Rabu (23/11/2011).
Meski publik mungkin tak langsung menyadari keunikan otak Einstein,
otak ilmuwan jenius itu pantas untuk dilihat. Apalagi, Einstein adalah
salah satu fenomena di abad 20. Hingga kini ia masih menjadi
perbincangan di kalangan ilmuwan, terutama terkait penelitian neutrino.
source: kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar